Selasa, 26 April 2011

Program KB menurut pandangan Kristiani


BAB II
ISI

2.1 PERMASALAHAN
Laju perkembangan dan pertambahan penduduk khususnya di Indonesia karena tingkat kesuburan atau fertilisasi diperkirakan setiap 25 tahun penduduk bertambah 2 kali lipat.Hal ini membawa dampak bagi perkembangan penduduk di Indonesia, dan masalah-masalah sosial yang terjadi. Baik masalah kriminal yang marak terjadi, misalnya pembuangan bayi, akibat orang tuanya yang tidak dapat menjamin pertumbuhan sang bayi karena memiliki masalah keuangan, penjualan bayi dan anak-anak, pembunuhan dan lain sebagainya. Selain itu juga laju perkembangan ini dapat dimanfaatkan sebagian oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memanfaatkan khususnya anak-anak sebagai sumber penghasilan misalnya pemanfaatan anak-anak untuk menjadi pekerja walaupun umur mereka belum bisa untuk bekerja. Pengamen jalanan biasanya didominasi oleh anak-anak dibawah umur,yang tentunya dikepalai oleh seorang yang tidak bertanggung jawab untuk merauk keuntungan dari anak-anak tersebut.Selain itu juga populasi penduduk yang semakin tinggi membawa dampak yang kurang baik bagi masalah  ekonomi setiap orang. Lapangan kerja yang tidak mencukupi dan tuntutan kebutuhan ekonomi yang kian hari semakin melunjak membuat sebagian orang melakukan berbagai tindakan walaupun bertentangan dengan etika dan agama. Contohnya saja untuk mecukupi kebutuhan ekonomi, seseorang nekat mencuri, membunuh bahkan ada yang rela menjual dirinya atau yang kita kenal dengan sebutan PSK (Pekerja Seks Komersial).Masalah ini begitu mengkhawatirkan jika tidak dapat ditanggulanggi dan bisa saja beberapa tahun kedepan jika tingkat kepadatan penduduk kian meningkat berbagai kriminalpun akan bertambah dan membuat rasa kekeluargaan juga  menghilang.
            OLeh karena itu,Pemerintah telah mencanangkan program Keluarga Berencana(KB) dimana secara terminology program ini dikenal sebagai birth control atau pengawasan kelahiran. Program KB ini dikaitkan dengan kesehatan yang terdiri dari keluarga yang direncanakan atau family planning dan tanggung jawab orang tua atau responsible parenthood.Dengan adanya program KB ini, masalah pertumbuhan jumlah penduduk dapat teratasi, dan kesejahteraanpun dapat meningkat untuk menuju pada keluarga kecil yang bahagia.
Sedangkan target yang ingin dicapai KB antara lain:
Ø  Di bidang demografi terkait dengan penundaan pertumbuhan atau percepatan penduduk dan penurunan fertilisasi.
Ø  Dibidang ekonomi jika jumlah fertilisasi menurun, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan per kapita dan keuntungan-keuntungan lain secara ekonomis.
Ø  Dibidang administrasi terkait dengan manajemen program dalam perhitungan the cost of acceptor dengan pertimbangan biaya.
Ø  Dibidang sosiologi terkait dengan perubahan sikap dan pandangan hidup masyarakat melalui pendidikan masa. Misalnya pada zaman dahulu, orang beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki, namun dizaman kini banyak anak akan semakin repot.
Selain itupun kita harus mengetahui metode atau apa yang menjadi bagian dari program KB tersebut. Adapun metode dalam program KB tersebut meliputi dua hal yaitu:
1.      Ragam metode kontrasepsi
2.      Konseling yang berkualitas untuk membantu klien memilih teknik yang paling sesuai, untuk mereka pada saat dibutuhkan.
Berbicara tentang metode dengan kontrasepsi tentunya menggunakan alat-alat dan metode tertentu. Contoh:
v Sterilisasi sukarela oleh pria, (Vasektomi) yaitu membuat satu atau dua insisi kecil diskrotum dan Vas Deferens dipotong dan diikat atau disumbat dengan cara lain untuk mencegah lewatnya sperma, sedangkan sterilisasi oleh wanita yaitu dengan menyumbat Tuba Fallopi melalui bedah sehingga telur dan sperma tidak dapat bertemu.
v Minipil, kontrasepsi oral. Sesuai namanya minipil, pil yang kecil dan biasanya dikonsumsi oleh wanita/ibu-ibu dan dikonsumsi secara teratur.
v Norplant, yang terdiri dari enam kapsul karet silicon yang dimasukkan kebawah kulit lengan wanita atau susuk KB, kontrasepsi ini memberikan proteksi hingga lima tahun.
v Obat suntik sebulan sekali
v Metode sawar meliputi kondom, spermisida (busa, tablet, krim, jeli yang larut), dll.
Selain itu konseling yang berkualitas dapat membantu klien memilih teknik yang sesuai dengan kebutuhannya.
            Metode-metode ini sangat mendukung untuk penurunan jumlah fertilisasi, dan juga pertambahan jumlah penduduk dapat dikendalikan.Namun kabar buruk dari pemanfaatan program ini menyebabkan orang-orang semakin bebas melakukan hubungan intim. Penyediaan sarana dan prasarana contohnya kondom, pil, suntikan dll membuat orang tidak takut-takut lagi melaksanakan persetubuhan karena memiliki pelindung agar tidak menyebabkan kehamilan, khususnya bagi generasi muda. Sebaiknya dampak ini harus diperhatikan oleh kita semua. Orang tua sebaiknya memberikan pengawasan kepada anak-anaknya agar hal-hal yang tak diinginkan tidak terjadi.
            Tak hanya itu, program KB biasanya membuat sebagian wanita yang telah berkeluarga dan ragu-ragu untuk hamil, menggunakan metode ini untuk menunda kehamilan. Fakta ini juga sering terjadi kepada Ibu Rumah Tangga sekaligus statusnya sebagai wanita karier. Dengan kerjaan yang menumpuk dan kesibukan tiap hari membuat mereka ragu untuk mengandung. Maka dari itu mereka memilih program KB untuk mengatasi permasalahannya. Namun keputusan seperti ini haruslah dipertimbangkan terlebih dahulu agar hal yang tidak diinginkan tidak akan terjadi.
            Berangkat dari semuanya itu, kita akan membahas lebih dalam tentang program KB ini dilihat dari kaca mata Kristiani dan etika kekristenan.Bagaimanakah tanggapan Alkitab tentang program ini?   

2.2            PEMBAHASAN
a)      Ilustrasi Kasus
Sepasang suami istri yang baru menikah, berencana untuk menunda kehadiran anak dalam selang waktu yang cukup lama. Keputusan itu diambil karena mengingat sang istri yang juga seorang artis yang lagi naik daun dan memiliki segudang kegiatan yang padat, dan suaminya seorang pilot yang sibuk. Namun tidak dipungkiri bahwa kehadiran anak dalam keluarga sangatlah diidam-idamkan oleh pasangan suami istri ini. Tapi karena tuntutan karier dan mengingat juga apabila nantinya  sang istri hamil, dengan kesibukan yang padat, akan membahayakan janin dalam perut sang istri.Maka mereka mengambil jalan untuk mengikuti program KB dalam jangka waktu yang cukup lama.
           
Dari ilustrasi tersebut kita dapat melihat dilema yang dihadapi oleh pasangan suami istri ini. Menurut mereka keputusan yang telah diambil itu adalah keputusan tepat, tapi apakah keputusan itu baik di mata Tuhan?

b)     Pandangan agama Kristen terhadap KB
 Menurut Kejadian 1:28, “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “beranak- cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi “, firman Tuhan menjelaskan dalam ayat ini bahwa manusia diberi tugas oleh Allah untuk berketurunan dan memenuhi bumi guna menjaga, mengolah, merawat, mengusahakan, dan berkuasa atas bumi.(band. Juga Kej.2:15).Namun sebelum itu manusia harus diberkati terlebih dahulu oleh Allah.Ilustrasi diatas adalah contoh keseharian manusia. Apakah keputusan yang diambil pasangan suami istri itu benar? Mungkin dimata manusia, itu tindakan yang tepat tapi belum tentu di mata Tuhan. Disinilah kita dapat melihat perbedaan antara Etika sosial dengan etika Kekristenan.
            Etika sosial menonjolkan peran manusia, yakni masyarakat dan hati nurani.Etika social bersifat humanistik dalam pengambilan keputusan tentang apa yang baik yang harus dilakukan seseorang.
Secara etika social keputusan untuk ber-KB yang diambil pasangan suami istri itu adalah tepat, karena mengingat kegiatan sang istri yang sangat padat dan rencana keselamatan sang buah hati yang belum ada.Mungkin jika sang istri memaksakan diri untuk hamil, selain aktivitasnya akan terganggu, keselamatan calon anakpun akan terancam.Namun Etika Kristen berbicara tentang kehendak Tuhan.Ukuran untuk menilai tindakan atau tingkah laku manusia menurut Etika Kristen harus dilihat dan dipertimbangkan dalam kaitannya dengan kehendak Tuhan.Hal ini penting sebab tindakan yang dinilai benar adalah tindakan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Sedangkan mencari kehendak Tuhan berarti juga mencari Tuhan itu sendiri.Berangkat dari pemahaman ini, keputusan yang diambil pasangan suami istri itu telah bertentangan dengan kehendak Tuhan, sebab dalam Kej 1:28 tadi telah dijelaskan bahwa sala satu tugas manusia adalah untuk berketurunan,sedangkan pasangan ini belum mau untuk berketurunan walaupun alasan yang diajukan masuk akal dan sangat manusiawi.Menunda kehadiran anak dalam keluarga sama juga menolak anugerah Tuhan dalam hidup manusia.Sesuai dengan firman Tuhan dalam Matius 18:5 “Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku”.
            Bertitik tolak dari semua ini, apakah kita boleh menyimpulkan bahwa program KB tidak baik dimata Tuhan?  Belum tentu.
            Penyelenggaraan Program KB di Indonesia Khususnya, sangatlah bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.Dalam KB terdapat aspek yang ingin dicapai dalam bidang pembangunan seperti pembangunan social, kesehatan, pendidikan dan pengetahuan umum, modernisasi kehidupan, pembangunan melalui ekonomi dan social, serta kesejahteraan rakyat.Aspek-aspek ini berkaitan erat dengan tugas manusia dalam pengusahaan. Pemeliharaan,pengolahan dan penguasaan bumi.Sebenarnya program ini memiliki tujuan yang baik yaitu hanya menunda laju angka pertumbuhan penduduk, bukan menghentikan manusia untuk bergenerasi.Namun pemanfaatan program ini sering salah digunakan sehingga citra KB dianggap buruk oleh sebagian masyarakat.
            Berdasarkan paham agama-agama yang ada di Indonesia, pada umumnya menyatakan dapat menerima gagasan Keluarga Berencana. Dengan kata lain prinsip untuk mensejahterakan umat manusia dari program KB ini tidak dilarang oleh agama manapun
            Hanya saja perbedaan pandangan yang masih ada ialah tentang cara-cara pelaksanaannya atau alat-alat yang boleh dan tidak boleh digunakan dalam KB.Keluarga Berencana menurut pandangan agama Katolik dikemukakan oleh Pater L. Soekoto, S.J, bahwa suami istri baik sebagai pembantu-pembantu Tuhan yang berbudi, maupun sebagai anggota masyarakat, harus turut bertanggung jawab atas kesejahteraan Keluarga dan masyarakat.Salah satu syarat yang perlu diperhatikan untuk menjamin kesejahteraan keluarga ialah mengatur kelahiran.Pada prinsipnya agama Katolik tidak menentang Keluarga Berencana, hanya saja metode atau cara dalam ber-KB Yang dibatasi. Syarat yang dibolehkan hanyalah pantang. Pantang Berkala ialah cara yang menentukan waktu subur.
            Pandangan umum dari golongan Kristen lainnya pada hakekatnya juga  menerima gagasan Keluarga Berencana ini asalkan dijalankan sesuai kemauan Tuhan dan tidak menyimpang dari gagasan KB, dengan pengertian bahwa Keluarga Berencana adalah pula suatu tanggung jawab manusia terhadap Tuhan dan terhadap sesama manusia yaitu untuk mensejahterakan.Yang tidak diinginkan oleh Allah adalah memanfaatkan program ini untuk sengaja tidak mau berketurunan. Hal ini sangat banyak terjadi karena banyak pasangan suami istri yang tidak mau direpotkan oleh anak, padahal anak adalah anugerah,yang dititipkan Tuhan kepada suami istri untuk dirawat dijaga dan dibesarkan dalam nama-Nya sebab merekalah yang empunya kerajaan Surga(Matius 19:14).
            Seperti dalam ilustrasi pasangan suami istri yang baru menikah tadi yang menunda kehamilan sang istri karena suatu pertimbangan. Dalam hal ini keputusan yang diambil oleh mereka belum sepenuhnya benar, karena mengingat pasangan tersebut baru menikah dan masih muda. Disini kita bisa melihat juga Etika tujuan yang sebenarnya ingin dicapai pasangan itu untuk menunda kehamilan yaitu mereka tidak mau direpotkan oleh anak terlebih dahulu karena banyak tugas yang harus dijalaninya. Bisa disimpulkan juga bahwa kedua pasangan ini belum siap untuk bertanggung jawab dalam membina keluarga karena masih ada keegoisan dalam diri keduanya.Maka dari itu mereka mengambil jalan untuk ber-KB karena menurut pandangan mereka pada dasarnya program ini baik dan tidak dilarang oleh agama. Namun itikat dari pasangan ini yang membuat KB menjadi sesuatu yang berdosa karena disini terdapat unsur kesengajaan sesuai etika tujuannya tadi, bukan untuk membatasi jumlah anak, karena mereka juga belum memiliki anak.Jika pasangan tadi mengambil keputusan berdasarkan Etika Kristen, pastilah ia telah menemukan Tuhan karena Titik pangkal dari Etika Kristen adalah iman, karya Tuhan dan pemeliharaan-Nya terhadap semua makhluk.Selain itu juga pasangan tersebut masih tergolong muda, karena baru menikah, sebaiknya kehadiran anak sangatlah diperlukan untuk mengikat lebih erat lagi hubungan suami istri itu.
            Dampak lain yang ditimbulkan karena sala pemanfaatan KB adalah seks bebas makin bertambah. Hal ini didukung karena adanya fasilitas atau alat-alat yang kontrasepsi agar tidak terjadi fertilisasi/pembuahan. Contohnya kondom, pil, suntik dll. Dan sangat disayangkan sebagian besar pelakunya adalah generasi muda.Tanpa adanya ikatan perkawinan banyak orang yang memanfaatkan sarana ini untuk berbuat seks. Padahal seks adalah suatu yang sakral yang berfungsi untuk menyatukan suami istri dan hubungan seks itu suatu cara untuk persekutuan yang mendalam- fisik,psychologis dan spiritual. Oleh karena itu hubungan seks diluar pernikahan, apakah tindakan itu dilakukan dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi tetap saja itu adalah perzinahan, percabulan, yang tidak dibenarkan oleh ajaran Kristen(Keluaran 20:14). 
            Sekarang semuanya itu kini  dikembalikan pada pribadi masing-masing, bagaimanakah kita harus menyikapi masalah ini sebaik-baiknya dan mengambil keputusan sesuai dengan kehendak Allah.. Inilah yang disebut keputusan Etis. Adapun cara-cara pengambilan keputusan Etis ini antara lain dengan:
ü  Doa, Ibadah, dan Roh Kudus.
Dengan doa, kita akan mengakrabkan diri dengan Tuhan sehingga kita memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, karena doa adalah dialog kita dengan Tuhan dan Tuhan sendirilah yang akan mengarahkan kita.Doa, ibadah merupakan wujud persekutuan kita dengan Tuhan, dan dengan bimbingan Roh Kudus kita bisa mengetahui kehendak-Nya.
ü  Alkitab
Alkitab adalah pembimbing kita dalam menghadapi masalah-masalah moral, membentuk tabiat dan iman kita serta perangai kita.
OLeh karena itu setiap keluarga haruslah bersikap kritis dalam mengambil keputusan untuk ber-KB, jangan hanya mementingkan diri sendiri dan harus didasari dengan kehendak Allah.Program KB dimata Tuhan adalah suatu yang baik, tinggal bagaimana manusia memanfaatkannya demi kemuliaan nama Tuhan. Juga yang menjadi persoalan bagi suami istri dalam ber-KB haruslah memilih metode yang tepat dan halal yang tidak menyalahi ajaran kitab suci dan tetap meninggikan norma-norma agama dan prinsip-prinsip moral.Sebab semua itu bersumber dari Allah.Dia yang memberi dan Dia juga yang mengambil.” Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”(Roma 11:36).

C). Analisis
            Pemerintah telah mencanangkan program KB untuk mnghambat laju  pertumbuhan penduduk. Program ini diterima oleh masyarakat dengan sejumlah tanggapan. KB adalah sesuatu yang dikehendaki oleh Tuhan. Secara Teologis menjelaskan bahwa suami istri mempunyai hak dan kewajiban untuk mengatur dan memelihara keluarganya.
            Secara Etika Kewajiban, KB adalah upaya untuk menurunkan jumlah fertilisasi. Jika fertilisasi menurun maka kepadatan penduduk dapat teratasi dan kesejahteraanpun bisa meningkat. Oleh karena itu kewajiban dari KB adalah untuk mensejahterakan umat manusia.KB juga memiliki Etika Akibat, yaitu tingkat fertilisasi menurun, tapi kasus prostitusi, perzinahan dan percabulan banyak terjadi oleh karena seks bebas makin meningkat didukung adanya saran untuk tidak menyebabkan kehamilan bagi wanita, sehingga tidak tanggung-tanggung lagi orang berani melakukannya. Selain itu penyediaan alat kontrasepsi untuk mendukung program KB ini dimanfaatkan sebagian pasangan suami istri untuk menunda kehamilan dalam jangka waktu lama ada juga yang sengaja menggunakan program ini untuk tidak memiliki anak karena merasa repot dalam mengurus anak. Inilah yang tidak berkenan dengan kehendak Tuhan. Etika Tanggung Jawab, Setelah program ini terealisasi tanggung jawab yang harus dipegang adalah program ini haruslah digunakan sesuai prosedur, setiap keluarga Kristen sebaiknya tahu kapan akan menggunakan KB, memilih sarana yang tepat dalam ber-KB yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan Etika Kristen juga gunakanlah KB untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar