Selasa, 26 April 2011

Program KB menurut pandangan Kristiani


BAB II
ISI

2.1 PERMASALAHAN
Laju perkembangan dan pertambahan penduduk khususnya di Indonesia karena tingkat kesuburan atau fertilisasi diperkirakan setiap 25 tahun penduduk bertambah 2 kali lipat.Hal ini membawa dampak bagi perkembangan penduduk di Indonesia, dan masalah-masalah sosial yang terjadi. Baik masalah kriminal yang marak terjadi, misalnya pembuangan bayi, akibat orang tuanya yang tidak dapat menjamin pertumbuhan sang bayi karena memiliki masalah keuangan, penjualan bayi dan anak-anak, pembunuhan dan lain sebagainya. Selain itu juga laju perkembangan ini dapat dimanfaatkan sebagian oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memanfaatkan khususnya anak-anak sebagai sumber penghasilan misalnya pemanfaatan anak-anak untuk menjadi pekerja walaupun umur mereka belum bisa untuk bekerja. Pengamen jalanan biasanya didominasi oleh anak-anak dibawah umur,yang tentunya dikepalai oleh seorang yang tidak bertanggung jawab untuk merauk keuntungan dari anak-anak tersebut.Selain itu juga populasi penduduk yang semakin tinggi membawa dampak yang kurang baik bagi masalah  ekonomi setiap orang. Lapangan kerja yang tidak mencukupi dan tuntutan kebutuhan ekonomi yang kian hari semakin melunjak membuat sebagian orang melakukan berbagai tindakan walaupun bertentangan dengan etika dan agama. Contohnya saja untuk mecukupi kebutuhan ekonomi, seseorang nekat mencuri, membunuh bahkan ada yang rela menjual dirinya atau yang kita kenal dengan sebutan PSK (Pekerja Seks Komersial).Masalah ini begitu mengkhawatirkan jika tidak dapat ditanggulanggi dan bisa saja beberapa tahun kedepan jika tingkat kepadatan penduduk kian meningkat berbagai kriminalpun akan bertambah dan membuat rasa kekeluargaan juga  menghilang.
            OLeh karena itu,Pemerintah telah mencanangkan program Keluarga Berencana(KB) dimana secara terminology program ini dikenal sebagai birth control atau pengawasan kelahiran. Program KB ini dikaitkan dengan kesehatan yang terdiri dari keluarga yang direncanakan atau family planning dan tanggung jawab orang tua atau responsible parenthood.Dengan adanya program KB ini, masalah pertumbuhan jumlah penduduk dapat teratasi, dan kesejahteraanpun dapat meningkat untuk menuju pada keluarga kecil yang bahagia.
Sedangkan target yang ingin dicapai KB antara lain:
Ø  Di bidang demografi terkait dengan penundaan pertumbuhan atau percepatan penduduk dan penurunan fertilisasi.
Ø  Dibidang ekonomi jika jumlah fertilisasi menurun, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan per kapita dan keuntungan-keuntungan lain secara ekonomis.
Ø  Dibidang administrasi terkait dengan manajemen program dalam perhitungan the cost of acceptor dengan pertimbangan biaya.
Ø  Dibidang sosiologi terkait dengan perubahan sikap dan pandangan hidup masyarakat melalui pendidikan masa. Misalnya pada zaman dahulu, orang beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki, namun dizaman kini banyak anak akan semakin repot.
Selain itupun kita harus mengetahui metode atau apa yang menjadi bagian dari program KB tersebut. Adapun metode dalam program KB tersebut meliputi dua hal yaitu:
1.      Ragam metode kontrasepsi
2.      Konseling yang berkualitas untuk membantu klien memilih teknik yang paling sesuai, untuk mereka pada saat dibutuhkan.
Berbicara tentang metode dengan kontrasepsi tentunya menggunakan alat-alat dan metode tertentu. Contoh:
v Sterilisasi sukarela oleh pria, (Vasektomi) yaitu membuat satu atau dua insisi kecil diskrotum dan Vas Deferens dipotong dan diikat atau disumbat dengan cara lain untuk mencegah lewatnya sperma, sedangkan sterilisasi oleh wanita yaitu dengan menyumbat Tuba Fallopi melalui bedah sehingga telur dan sperma tidak dapat bertemu.
v Minipil, kontrasepsi oral. Sesuai namanya minipil, pil yang kecil dan biasanya dikonsumsi oleh wanita/ibu-ibu dan dikonsumsi secara teratur.
v Norplant, yang terdiri dari enam kapsul karet silicon yang dimasukkan kebawah kulit lengan wanita atau susuk KB, kontrasepsi ini memberikan proteksi hingga lima tahun.
v Obat suntik sebulan sekali
v Metode sawar meliputi kondom, spermisida (busa, tablet, krim, jeli yang larut), dll.
Selain itu konseling yang berkualitas dapat membantu klien memilih teknik yang sesuai dengan kebutuhannya.
            Metode-metode ini sangat mendukung untuk penurunan jumlah fertilisasi, dan juga pertambahan jumlah penduduk dapat dikendalikan.Namun kabar buruk dari pemanfaatan program ini menyebabkan orang-orang semakin bebas melakukan hubungan intim. Penyediaan sarana dan prasarana contohnya kondom, pil, suntikan dll membuat orang tidak takut-takut lagi melaksanakan persetubuhan karena memiliki pelindung agar tidak menyebabkan kehamilan, khususnya bagi generasi muda. Sebaiknya dampak ini harus diperhatikan oleh kita semua. Orang tua sebaiknya memberikan pengawasan kepada anak-anaknya agar hal-hal yang tak diinginkan tidak terjadi.
            Tak hanya itu, program KB biasanya membuat sebagian wanita yang telah berkeluarga dan ragu-ragu untuk hamil, menggunakan metode ini untuk menunda kehamilan. Fakta ini juga sering terjadi kepada Ibu Rumah Tangga sekaligus statusnya sebagai wanita karier. Dengan kerjaan yang menumpuk dan kesibukan tiap hari membuat mereka ragu untuk mengandung. Maka dari itu mereka memilih program KB untuk mengatasi permasalahannya. Namun keputusan seperti ini haruslah dipertimbangkan terlebih dahulu agar hal yang tidak diinginkan tidak akan terjadi.
            Berangkat dari semuanya itu, kita akan membahas lebih dalam tentang program KB ini dilihat dari kaca mata Kristiani dan etika kekristenan.Bagaimanakah tanggapan Alkitab tentang program ini?   

2.2            PEMBAHASAN
a)      Ilustrasi Kasus
Sepasang suami istri yang baru menikah, berencana untuk menunda kehadiran anak dalam selang waktu yang cukup lama. Keputusan itu diambil karena mengingat sang istri yang juga seorang artis yang lagi naik daun dan memiliki segudang kegiatan yang padat, dan suaminya seorang pilot yang sibuk. Namun tidak dipungkiri bahwa kehadiran anak dalam keluarga sangatlah diidam-idamkan oleh pasangan suami istri ini. Tapi karena tuntutan karier dan mengingat juga apabila nantinya  sang istri hamil, dengan kesibukan yang padat, akan membahayakan janin dalam perut sang istri.Maka mereka mengambil jalan untuk mengikuti program KB dalam jangka waktu yang cukup lama.
           
Dari ilustrasi tersebut kita dapat melihat dilema yang dihadapi oleh pasangan suami istri ini. Menurut mereka keputusan yang telah diambil itu adalah keputusan tepat, tapi apakah keputusan itu baik di mata Tuhan?

b)     Pandangan agama Kristen terhadap KB
 Menurut Kejadian 1:28, “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “beranak- cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi “, firman Tuhan menjelaskan dalam ayat ini bahwa manusia diberi tugas oleh Allah untuk berketurunan dan memenuhi bumi guna menjaga, mengolah, merawat, mengusahakan, dan berkuasa atas bumi.(band. Juga Kej.2:15).Namun sebelum itu manusia harus diberkati terlebih dahulu oleh Allah.Ilustrasi diatas adalah contoh keseharian manusia. Apakah keputusan yang diambil pasangan suami istri itu benar? Mungkin dimata manusia, itu tindakan yang tepat tapi belum tentu di mata Tuhan. Disinilah kita dapat melihat perbedaan antara Etika sosial dengan etika Kekristenan.
            Etika sosial menonjolkan peran manusia, yakni masyarakat dan hati nurani.Etika social bersifat humanistik dalam pengambilan keputusan tentang apa yang baik yang harus dilakukan seseorang.
Secara etika social keputusan untuk ber-KB yang diambil pasangan suami istri itu adalah tepat, karena mengingat kegiatan sang istri yang sangat padat dan rencana keselamatan sang buah hati yang belum ada.Mungkin jika sang istri memaksakan diri untuk hamil, selain aktivitasnya akan terganggu, keselamatan calon anakpun akan terancam.Namun Etika Kristen berbicara tentang kehendak Tuhan.Ukuran untuk menilai tindakan atau tingkah laku manusia menurut Etika Kristen harus dilihat dan dipertimbangkan dalam kaitannya dengan kehendak Tuhan.Hal ini penting sebab tindakan yang dinilai benar adalah tindakan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Sedangkan mencari kehendak Tuhan berarti juga mencari Tuhan itu sendiri.Berangkat dari pemahaman ini, keputusan yang diambil pasangan suami istri itu telah bertentangan dengan kehendak Tuhan, sebab dalam Kej 1:28 tadi telah dijelaskan bahwa sala satu tugas manusia adalah untuk berketurunan,sedangkan pasangan ini belum mau untuk berketurunan walaupun alasan yang diajukan masuk akal dan sangat manusiawi.Menunda kehadiran anak dalam keluarga sama juga menolak anugerah Tuhan dalam hidup manusia.Sesuai dengan firman Tuhan dalam Matius 18:5 “Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku”.
            Bertitik tolak dari semua ini, apakah kita boleh menyimpulkan bahwa program KB tidak baik dimata Tuhan?  Belum tentu.
            Penyelenggaraan Program KB di Indonesia Khususnya, sangatlah bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.Dalam KB terdapat aspek yang ingin dicapai dalam bidang pembangunan seperti pembangunan social, kesehatan, pendidikan dan pengetahuan umum, modernisasi kehidupan, pembangunan melalui ekonomi dan social, serta kesejahteraan rakyat.Aspek-aspek ini berkaitan erat dengan tugas manusia dalam pengusahaan. Pemeliharaan,pengolahan dan penguasaan bumi.Sebenarnya program ini memiliki tujuan yang baik yaitu hanya menunda laju angka pertumbuhan penduduk, bukan menghentikan manusia untuk bergenerasi.Namun pemanfaatan program ini sering salah digunakan sehingga citra KB dianggap buruk oleh sebagian masyarakat.
            Berdasarkan paham agama-agama yang ada di Indonesia, pada umumnya menyatakan dapat menerima gagasan Keluarga Berencana. Dengan kata lain prinsip untuk mensejahterakan umat manusia dari program KB ini tidak dilarang oleh agama manapun
            Hanya saja perbedaan pandangan yang masih ada ialah tentang cara-cara pelaksanaannya atau alat-alat yang boleh dan tidak boleh digunakan dalam KB.Keluarga Berencana menurut pandangan agama Katolik dikemukakan oleh Pater L. Soekoto, S.J, bahwa suami istri baik sebagai pembantu-pembantu Tuhan yang berbudi, maupun sebagai anggota masyarakat, harus turut bertanggung jawab atas kesejahteraan Keluarga dan masyarakat.Salah satu syarat yang perlu diperhatikan untuk menjamin kesejahteraan keluarga ialah mengatur kelahiran.Pada prinsipnya agama Katolik tidak menentang Keluarga Berencana, hanya saja metode atau cara dalam ber-KB Yang dibatasi. Syarat yang dibolehkan hanyalah pantang. Pantang Berkala ialah cara yang menentukan waktu subur.
            Pandangan umum dari golongan Kristen lainnya pada hakekatnya juga  menerima gagasan Keluarga Berencana ini asalkan dijalankan sesuai kemauan Tuhan dan tidak menyimpang dari gagasan KB, dengan pengertian bahwa Keluarga Berencana adalah pula suatu tanggung jawab manusia terhadap Tuhan dan terhadap sesama manusia yaitu untuk mensejahterakan.Yang tidak diinginkan oleh Allah adalah memanfaatkan program ini untuk sengaja tidak mau berketurunan. Hal ini sangat banyak terjadi karena banyak pasangan suami istri yang tidak mau direpotkan oleh anak, padahal anak adalah anugerah,yang dititipkan Tuhan kepada suami istri untuk dirawat dijaga dan dibesarkan dalam nama-Nya sebab merekalah yang empunya kerajaan Surga(Matius 19:14).
            Seperti dalam ilustrasi pasangan suami istri yang baru menikah tadi yang menunda kehamilan sang istri karena suatu pertimbangan. Dalam hal ini keputusan yang diambil oleh mereka belum sepenuhnya benar, karena mengingat pasangan tersebut baru menikah dan masih muda. Disini kita bisa melihat juga Etika tujuan yang sebenarnya ingin dicapai pasangan itu untuk menunda kehamilan yaitu mereka tidak mau direpotkan oleh anak terlebih dahulu karena banyak tugas yang harus dijalaninya. Bisa disimpulkan juga bahwa kedua pasangan ini belum siap untuk bertanggung jawab dalam membina keluarga karena masih ada keegoisan dalam diri keduanya.Maka dari itu mereka mengambil jalan untuk ber-KB karena menurut pandangan mereka pada dasarnya program ini baik dan tidak dilarang oleh agama. Namun itikat dari pasangan ini yang membuat KB menjadi sesuatu yang berdosa karena disini terdapat unsur kesengajaan sesuai etika tujuannya tadi, bukan untuk membatasi jumlah anak, karena mereka juga belum memiliki anak.Jika pasangan tadi mengambil keputusan berdasarkan Etika Kristen, pastilah ia telah menemukan Tuhan karena Titik pangkal dari Etika Kristen adalah iman, karya Tuhan dan pemeliharaan-Nya terhadap semua makhluk.Selain itu juga pasangan tersebut masih tergolong muda, karena baru menikah, sebaiknya kehadiran anak sangatlah diperlukan untuk mengikat lebih erat lagi hubungan suami istri itu.
            Dampak lain yang ditimbulkan karena sala pemanfaatan KB adalah seks bebas makin bertambah. Hal ini didukung karena adanya fasilitas atau alat-alat yang kontrasepsi agar tidak terjadi fertilisasi/pembuahan. Contohnya kondom, pil, suntik dll. Dan sangat disayangkan sebagian besar pelakunya adalah generasi muda.Tanpa adanya ikatan perkawinan banyak orang yang memanfaatkan sarana ini untuk berbuat seks. Padahal seks adalah suatu yang sakral yang berfungsi untuk menyatukan suami istri dan hubungan seks itu suatu cara untuk persekutuan yang mendalam- fisik,psychologis dan spiritual. Oleh karena itu hubungan seks diluar pernikahan, apakah tindakan itu dilakukan dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi tetap saja itu adalah perzinahan, percabulan, yang tidak dibenarkan oleh ajaran Kristen(Keluaran 20:14). 
            Sekarang semuanya itu kini  dikembalikan pada pribadi masing-masing, bagaimanakah kita harus menyikapi masalah ini sebaik-baiknya dan mengambil keputusan sesuai dengan kehendak Allah.. Inilah yang disebut keputusan Etis. Adapun cara-cara pengambilan keputusan Etis ini antara lain dengan:
ü  Doa, Ibadah, dan Roh Kudus.
Dengan doa, kita akan mengakrabkan diri dengan Tuhan sehingga kita memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, karena doa adalah dialog kita dengan Tuhan dan Tuhan sendirilah yang akan mengarahkan kita.Doa, ibadah merupakan wujud persekutuan kita dengan Tuhan, dan dengan bimbingan Roh Kudus kita bisa mengetahui kehendak-Nya.
ü  Alkitab
Alkitab adalah pembimbing kita dalam menghadapi masalah-masalah moral, membentuk tabiat dan iman kita serta perangai kita.
OLeh karena itu setiap keluarga haruslah bersikap kritis dalam mengambil keputusan untuk ber-KB, jangan hanya mementingkan diri sendiri dan harus didasari dengan kehendak Allah.Program KB dimata Tuhan adalah suatu yang baik, tinggal bagaimana manusia memanfaatkannya demi kemuliaan nama Tuhan. Juga yang menjadi persoalan bagi suami istri dalam ber-KB haruslah memilih metode yang tepat dan halal yang tidak menyalahi ajaran kitab suci dan tetap meninggikan norma-norma agama dan prinsip-prinsip moral.Sebab semua itu bersumber dari Allah.Dia yang memberi dan Dia juga yang mengambil.” Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”(Roma 11:36).

C). Analisis
            Pemerintah telah mencanangkan program KB untuk mnghambat laju  pertumbuhan penduduk. Program ini diterima oleh masyarakat dengan sejumlah tanggapan. KB adalah sesuatu yang dikehendaki oleh Tuhan. Secara Teologis menjelaskan bahwa suami istri mempunyai hak dan kewajiban untuk mengatur dan memelihara keluarganya.
            Secara Etika Kewajiban, KB adalah upaya untuk menurunkan jumlah fertilisasi. Jika fertilisasi menurun maka kepadatan penduduk dapat teratasi dan kesejahteraanpun bisa meningkat. Oleh karena itu kewajiban dari KB adalah untuk mensejahterakan umat manusia.KB juga memiliki Etika Akibat, yaitu tingkat fertilisasi menurun, tapi kasus prostitusi, perzinahan dan percabulan banyak terjadi oleh karena seks bebas makin meningkat didukung adanya saran untuk tidak menyebabkan kehamilan bagi wanita, sehingga tidak tanggung-tanggung lagi orang berani melakukannya. Selain itu penyediaan alat kontrasepsi untuk mendukung program KB ini dimanfaatkan sebagian pasangan suami istri untuk menunda kehamilan dalam jangka waktu lama ada juga yang sengaja menggunakan program ini untuk tidak memiliki anak karena merasa repot dalam mengurus anak. Inilah yang tidak berkenan dengan kehendak Tuhan. Etika Tanggung Jawab, Setelah program ini terealisasi tanggung jawab yang harus dipegang adalah program ini haruslah digunakan sesuai prosedur, setiap keluarga Kristen sebaiknya tahu kapan akan menggunakan KB, memilih sarana yang tepat dalam ber-KB yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan Etika Kristen juga gunakanlah KB untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.

Senin, 25 April 2011

ASKEP Perdarahan Antepartum


BAB II
ISI

A.   DEFINISI DAN KLASIFIKASI
Pendarahan antepartum adalah pendarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Pendarahan antepartum merupakan pendarahan dari traktus genitalis yang terjadi antara kehamilan minggu ke 28 awal partus.
      Perdarahan setelah kehamilan 28 minggu biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada sebelum kehamilan 28 minggu; oleh karena itu memerlukan penanganan yang berbeda. Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks biasanya tidak seberapa berbahaya.
      Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan plasenta, yang secara klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya, yaitu plasenta previa dan solusi plasenta. Oleh karena itu klasifikasi klinis perdarahan antepartum dibagi sebagai berikut
a.       Plasenta previa
b.      Solusi plasenta
c.       Perdarahan antepartum yang belum jelas sumbernya(idiopatik) seperti rupture sinus marginalis,plasenta letak rendah dan vasa previa.
1.      Plasenta Previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (osteum uteri internal)
Plasenta previa diklasifikasikan menjadi 3 : 
Ø  Plasenta previa totalis :seluruh ostium internus ditutupi plasenta 
Ø  Plasenta previa lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta. 
Ø  Plasenta previa marginalis : hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan plasenta. 
Ø  Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4cm diatas pinggir permukaan jalan lahir

            Plasenta previa dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :
1)      Umur dan paritas
2)      Hipoplasia Endometrium, bila kawin dan hamil pada usia muda
3)      Endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi, kuretase, dan manual plasenta
4)       Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil    konsepsi.
5)       Kehamilan janin kembar,.
6)       Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium
7)       Kadang-kadang pada malnutrisi.
8)       Riwayat perokok.
Cirri-ciri plasenta previa :
a ) Perdarahan terjadi tanpa rasa sakit pada trimester III
b ) Sering terjadi pada malam hari saat pembentukan S.B.R
c ) Perdarahan dapat terjadi sedikit atau banyak sehingga menimbulkan gejala
d ) Perdarahan berwarna merah segar
e ) Letak janin abnormal
f) Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
h) Denyut jantung janin ada
i) Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
j) Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
1.      Solusi Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta pada implantasi normal sebelum janin lahir. Perdarahan dapat terjadi pada pembuluh darah plasenta atau uterus yang membentuk hematom pada desisua, sehingga plasenta terdesak akhirnya terlepas. Apabila perdarahan sedikit, hematom yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan plasenta, peredaran darah antara uterus dan plasenta belum terganggu dan tanda serta gejalanya pun tidak jelas.
 Klasifikasi solusio plasenta berdasarkan tanda klinis dan derajat pelepasan plasenta yaitu :
1. Ringan : Perdarahan kurang 100-200 cc, uterus tidak tegang, belum ada tanda
    renjatan, janin hidup, pelepasan plasenta kurang 1/6 bagian permukaan, kadar
    fibrinogen plasma lebih 120 mg%.
2. Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pre renjatan,
    gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian
    permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.
3. Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan, janin
    mati, pelepasan plasenta bisa terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhan.
1. Faktor vaskuler (80-90%), yaitu toksemia gravidarum, glomerulo nefritis kronika, dan hipertensi esensial.Karena desakan darah tinggi, maka pembuluh darah mudah pecah, kemudian terjadi haematoma retroplasenter dan plasenta sebagian terlepas.
2. Faktor trauma:
-  Pengecilan yang tiba-tiba dari uterus pada hidramnion dan gemeli
- Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang banyak/bebas, versi luar, atau pertolongan persalinan.
3. Faktor paritas.
Lebih banyak dijumpai pada multi daripada primi. Holmer mencatat bahwa dari 83 kasus solusio plasenta dijumpai 45 multi dan 13 primi.
4. Pengaruh lain seperti anemia, malnutrisi, tekanan uterus pada vena cava inferior, dan lain-lain.
5. Trauma langsung seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.tor yang mempengaruhi solusi plasenta :
Ciri-ciri solusi plasenta:
a ) Perdarahan disertai rasa sakit
b ) Jalan asfiksia ringan sampai kematian intrauterin
c ) Gejala kardiovaskuler ringan sampai berat
d ) Abdomen menjadi tegang
e ) Perdarahan berwarna kehitaman
f ) Sakit perut terus menerus
g)  Denyut jantung janin biasanya tidak ada
h)  Teraba ketuban yang tegang pada periksa dalam vagina
i)  Penurunan kepala dapat masuk pintu atas panggul
1.      Vasa Previa
Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh darah umbilikalis janin berinsersi dengan vilamentosa yakni pada selaput ketuban. Etiologi vasa previa belum jelas.
 Diagnosis vasa previa, Pada pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah pada selaput ketuban. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan denyut jantung janin yang tidak beraturan, deselerasi atau bradikardi, khususnya bila perdahan terjadi ketika atau beberapa saat setelah selaput ketuban pecah. Darah ini berasal dari janin dan untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan tes Apt dan tes Kleihauer-Betke serta hapusan darah tepi.
Penatalaksanaan vasa previa, Sangat bergantung pada status janin. Bila ada keraguan tentang viabilitas janin, tentukan lebih dahulu umur kehamilan, ukuran janin, maturitas paru dan pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan kardiotokografi. Bila janin hidup dan cukup matur dapat dilakukan seksio sesar segera namun bila janin sudah meninggal atau imatur, dilakukan persalinan pervaginam
A.   PATOFISIOLOGI
1. Plasenta previa
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus, dimana hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa. Karena segmen bawah agak merentang selama kehamilan lanjut dan persalinan, dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding usus sampai tingkat tertentu tidak dapat dihindarkan sehingga terjadi pendarahan.
2. Solusi plasenta
Perdarahan dapat terjadi pada pembuluh darah plasenta atau uterus yang membentuk hematom pada desisua, sehingga plasenta terdesak akhirnya terlepas. Apabila perdarahan sedikit, hematom yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan plasenta, peredaran darah antara uterus dan plasenta belum terganggu dan tanda serta gejalanya pun tidak jelas.
Kejadiannya baru diketahui setelah plasenta lahir yang pada pemeriksaan didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah lama yang warnanya kehitam-hitaman.
Biasanya perdarahan akan berlangsung terus menerus karena otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan itu tidak mempu untuk lebih berkontraksi menghentikan pendarahannya. Akibatnya, hematom retroplasenter akan bertambah besar, sehingga sebagian dan akhirnya seluruh plasenta terlepas dari dinding uterus.
B.     DIAGNOSA DAN GEJALA KLINIS
1)      Plasenta Previa
·         Anamnesis
- Keluhan utama Perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada  kehamilan    lanjut (trimester III)
-Sifat perdarahan tanpa sebab, tanpa nyeri dan berulang.
·         Inspeksi/inspekulo
- Perdarahan keluar pervaginam (dari dalam uterus)
- Tampak anemis
·         Palpasi abdomen
- Janin sering blm cukup bulan, TFU masih rendah
- Sering dijumpai kesalahan letak janin
- Bagian terbawah janin belum turun
·         . Pemeriksaan USG
- Evaluasi letak dan posisi plasenta.
- Posisi, presentasi, umur, tanda-tanda kehidupan janin.
- Transabdominal ultrasonography

1)      Solusio Plasenta
·         Anamnesis
. Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut, kadang-kadang pasien bisa melokalisir tempat mana yang paling sakit, dimana plasenta terlepas.

·Perdarahan pervaginam yang sifatnya bisa hebat dan sekonyong-konyong (non-recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah.
· Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti (anak tidak bergerak lagi).
· Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, pandangan berkunang-kunang, ibu kelihatan anemis tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
· Kadang-kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
·          Inspeksi
· Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
· Pucat, sianosis, keringat dingin.
· Kelihatan darah keluar pervaginam
·         Palpasi
· TFU naik karena terbentuknya retroplasenter hematoma; uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
· Uterus teraba tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (wooden     uterus) baik waktu his maupun diluar his.
· Nyeri tekan terutama di tempat plasenta tadi terlepas.
· Bagian-bagian janin susah dikenali, karena perut (uterus) tegang.
·          Auskultasi
 Sulit, karena uterus tegang. Bila denyut jantung janin terdengar biasanya diatas 140,        kemudian turun dibawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih dari sepertiga.
·          Pemeriksaan dalam
· Serviks bisa telah terbuka atau masih tertutup.
· Kalau sudah terbuka maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang, baik sewaktu his maupun diluar his.
· Kalau ketuban sudah pecah dan plasenta sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini akan turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus plasenta, ini sering dikacaukan dengan plasenta previa.
·          Pemeriksaan umum.
· Tensi semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit vaskuler, tetapi lambat laun turun dan pasien jatuh syok.
· Nadi cepat, kecil, dan filiformis.
·          Pemeriksaan Ultrasonography (USG).
Ultrasonography adalah suatu metode yang penting untuk mengetahui adanya pendarahan di dalam uterus. Kualitas dan sensitifitas ultrasonografi dalam mendeteksi solusio plasenta telah meningkat secra signifikan belakangan ini.
Tetapi bagaimanapun juga ini bukan metode yang sempurna dan sensitif untuk mendeteksi solusio plasenta, tercatat hanya 25% kasus solusio plasenta yang ditegakkan dengan USG.Solusio plasenta tampak sebagai gambaran gumpalan darah retroplacental, tetapi tidak semua solusio plasenta yang di USG ditemukan gambaran seperti di atas. Pada fase akut, suatu perdarahan biasanya hyperechoic, atau bahkan isoechoic, maka kita bandingkan dengan plasenta. Gambaran konsisten yang mendukung diagnosa solusio plasenta antara lain adalah; gumpalan hematom retroplasenta (hyperochoic hingga isoechoic pada fase akut, dan berubah menjadi hypoechoic dalam satu minggu), gambaran perdarahan tersembunyi, gambaran perdarahan yang meluas. Manfaat lainnya adalah USG dapat dipakai untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain perdarahan antepartum.
·         Pemeriksaan laboratorium
. Urin
 albumin (+); pada pemeriksaan sedimen terdapat silinder dan lekosit.
· Darah
  Hb menurun (anemi), periksa golongan darah, kalau bisa cross match test
 Karena pada solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuan darah a/hipofibrinogenemia, maka diperiksakan pula COT (Clot Observation Test) tiap 1 jam, test kualitatif fibrinogen (fiberindex), dan test kuantitatif fibrinogen (kadar normalnya 150 mg%).
·         Pemeriksaan plasenta
· Sesudah bayi dan plasenta lahir, kita periksa plasentanya. Biasanya tampak tipis dan cekung di bagian plasenta yang terlepas (krater) dan terdapat koagulum atau darah beku di belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplasenter.
A.    PENATALAKSANAAN MEDIS
1.      Plasenta Previa
Penatalaksanaan konservatif (mis.istirahat di tempat tidur sepanjang masa hamil) biasanya dilakukan jika janin belum cukup matang karena perdarahan biasanya perdarahan spontan awal pada plasenta previa tidak mengancam kehidupan ibu dan janin. Jika paru-paru janin sudah matur dan kemungkinan hidup besar, pelahiran bisa dilakukan.
            Setelah diagnosis plasenta previa ditegakkan, ibu biasanya tetap tinggal di Rumah sakit dibawah supervisi yang ketat. Durasi kehamilan harus dipastikan dan , kecuali dalam keadaan kondisi kedaruratan, kehamilan ditunda sampai setelah minggu ke-36, biasanya dilakukan pelahiran sesaria bagi ibu dengan plasenta previa. (Cunningham, dkk, 1993)

2.      Solusio plasenta
Pengobatan tergantung pada status ibu dan janin. Bila ada stress distress janin, perdarahan berat, koagulopati, kemajuan persalinan yang buruk, atau peningkatan tonus rahim istirahat,dilakukan persalinan sesaria. Jika ibu secara hemodinamik stabil,kelahiran pervaginam bisa diusahakan jika janin hidup dan tidak dalam keadaan distress akut, atau jika janin mati. Penggantian cairan harus dilakukan secara agresif bila terjadi perdarahan. 

Darah dan ringer laktat diberikan dalam jumlah yang dapat mempertahankan haluaran urine 30 sampai 60ml per jam dan nilai hematokrit kira-kira 30% (Lowe, Cunningham,199)  

ASUHAN KEPERAWATAN
1.      Pengkajian
a)      Data Subjektif
A. Data umum
Biodata, identitas ibu hamil dan suaminya.
B. Keluhan utama
Keluhan pasien saat masuk RS adalah perdarahan pada kehamilan 28 minggu.
C. Riwayat kesehatan yang lalu
D. Riwayat kehamilan
- Haid terakhir
- Keluhan
- Imunisasi
E. Riwayat keluarga
- Riwayat penyakit ringan
- Penyakit berat
Keadaan psikososial
- Dukungan keluarga
- Pandangan terhadap kehamilan
F. Riwayat persalinan
G. Riwayat menstruasi
- Haid pertama
- Sirkulasi haid
- Lamanya haid
- Banyaknya darah haid
- Nyeri
- Haid terakhir
 
H. Riwayat perkawinan
- Status perkawinan
- Kawin pertama
- Lama kawin

Data Objektif
Pemeriksaan fisik
1. Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan ibu hamil.
a. Rambut dan kulit
- Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
- Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
- Laju pertumbuhan rambut berkurang.
b. Wajah
- Mata : pucat, anemis
- H
idung
- Gigi dan mulut
c. Leher
d. Buah dada / payudara
- Peningkatan pigmentasi areola putting susu
- Bertambahnya ukuran dan noduler
e. Jantung dan paru
- Volume darah meningkat
- Peningkatan frekuensi nadi
- Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu
h darah pulmonal.
- Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
- Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
- Diafragma meningg
i
- Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
f. Abdomen
Palpasi abdomen :

b.)   - Menentukan letak janin
- Menentukan tinggi fundus uteri
g. Vagina
- Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick )
- Hipertropi epithelium
h. System musculoskeletal
- Persendian tulang pinggul yang mengendur
- Gaya berjalan yang canggung
- Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis rectal
2. Khusus
- Tinggi fundus uteri
- Posisi dan persentasi janin
- Panggul dan janin lahir
- Denyut jantung janin
3. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan inspekulo
- Pemeriksaan radio isotopic
- Ultrasonografi
- Pemeriksaan dalam
2. Diagnosa keperawatan
v  Resiko tinggi cedera (janin) Yang berhubungan dengan penurunan perfusi uterin/plasenta akibat perdarahan
v  Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan perdarahan hebat akibat plasenta previa
v  Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan anemia dan perdarahan akibat plasenta previa
v  Rasa takut, berhubungan dengan keprihatinan ibu tentang kesejahteraan 
Diri dan bayinya
3. Intervensi
1. Lakukan pemantauan keadaan ibu dan janin secara terus menerus, mencakup tanda-tanda vital,     tanpa perdarahan. haluaran perkemihan, pelacakan pemantauan elektronik, dan tanda persalinan.
2. Jelaskan prosedur kepada ibu dan keluarganya.
3. Pemberian cairan Intra Vena atau produk darah sesuai pesanan.
4. Tinjau kembali aspek penting dari perawatan kritis yang telah diberikan ini :
    - Sudahkah saya menanyakan kepada ibu tentang perdarahan ?
    - Jika perdarahan ada sudahkan saya mengkaji kuantitasnya dengan teliti ?
 - Sudahkan saya memantau keadaan janin dengan teliti ?
 - Apakah ada tanda-tanda takikardi / deserasi ?
 - Sudahkah saya waspada terhadap perubahan keadaan ibu ?
 - Adakah tanda persalinan ? adakah perubahan yang dilaorkan ibu ?
 - Sudahkah saya melakukan langkah untuk menolog ibu menjadi nyaman saat tirah baring         dengan cara menggosok punggung, memposisikan dengan bantal, pengalihan aktivitas.
4. Evaluasi
1. Kondisi ibu tetap stabil atau perdarahan dapat dideteksi dengan tepat, serta terapi mulai diberikan.
2. Ibu dan bayi menjalani persalinan dan kelahiran yang aman.











.